Revolusi Besar-Besaran

Hedonisme Menghambat Eksplorasi Ide dan Gagasan

      Manusia diciptakan dengan dibekali akal oleh Allah S.W.T. Sebagai modal hidup untuk menciptakan interaksi dengan mahluk hidup dan segala material yang ada di muka bumi. Menggunakan akal ini manusia bisa merasionalisasikan segala aktivitas, realita dan fenomena yang terjadi. Selain itu akal juga yang menggerakan pikiran dan nalar berpikir dalam eksistensi setiap manusia. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Descartes corgito ergo sum (aku berpikir maka aku ada).
Kebutuhan manusia akan akal ini dirasa perlu untuk menciptakan dialektika atas pengetahuan yang sebelumnya. Karena perkembangan zaman yang berubah-ubah sehingga diperlukan sebuah modifikasi pengetahuan yang bertujuan untuk mendapatkan efisiensi menjalani hidup yang sesuai konteks kekinian. 
Eksplorasi ide dan gagasan harus bisa di wadahi. Wadah penyaluran ide dan gagasan yang efektif melalui media massa, ruang-ruang diskusi serta organisasi-organisasi yang memiliki komitmen gerakan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dari wadah-wadah inilah akan terjadi pertarungan wacana untuk menentukan paradigma yang efektif dan sesuai dengan konteks kekinian. 
Walaupun pada kenyataannya tidak jarang yang benar bisa tidak diterima di tengah-tengah golongannya atau masyarakat secara umum. Seperti yang terjadi pada galileo yang menyatakan bahwa bumi mengelilingi matahari. Dan pernyataan bertolak belakan dengan gereja, dimana matahari mengelilingi bumi. Hingga akhirnya Galileo harus mengakhiri hidup oleh otoritas gereja. 
Dalam mengeksplorasi ide dan gagasan harus memiliki tahapan-tahapan yang dapat memberikan sebuah keyakinan dalam masyarakat itu sendiri. Pertama membaca situasi masyarakat untuk memahami permasalahan yang sedang terjadi. Kedua memiliki rasionalisasi yang jelas atas ide dan gagasan yang sedang dikembangkan dengan retorika yang mudah dimengerti. Ketiga memiliki bukti kongkrit dalam mempertanggung jawabkan ide dan gagasan. 
Saat ini kita sedang berada pada era reformasi. Era dengan sistem demokrasi. Dimana masyarakat meliki kebebasan berfikir dan dan kebebasan berbicara. Tidak ada larangan di masyarakat untuk mengeluarkan pendapat untuk menciptakan sebuah perubahan. Kesempatan ini harus bisa kita manfaatkan sebaik mungkin. Karena butuh perjuangan yang besar untuk menuju era reformasi. Pada pra reformasi, dibawah pemerintahan Preside Soeharto. Masyarakat sudah tidak memiliki peran yang signifikan karena sudah di pos-poskan oleh sistem. Jika sistem dilanggar maka berarti pemberontakan atau tindakan menentang kepada pemerintah. Jeruji besi sudah tentu menjadi imbalannya.
Hedonisme
Hedonisme muncul pada masa yunani kuno yang diciptakan oleh Aristipus (435-366 SM) dengan Mazhab Cyrenaik. Menegaskan bahwa “kesenangan tubuh jauh lebih baik daripada kesenangan jiwa” (dalam Tubuh Sosial 1993:219). Dengan praktiknya hidup dalam kemewahan. Dalam artian menyenangkan tubuh ini dengan tujuan untuk melakukan aktivitas-aktivitas dalam kehidupan, karena tubuh adalah alat spiritual di muka bumi. 
Pada saat ini hedonisme di campuri oleh kepentingan pemodal yaitu kapitalisme. Dimana tubuh manusia menjadi sasaran empuk untuk menjalankan praktik ini. Masyarakat modern khususnya masyarakat hedon seolah-olah terbawa arus kapitalisme sehingga terjebak dalam kebebasan manusia itu untuk hidup sesuai dengan tujuan hidupnya sendiri. Tetapi menjadi bagian dari dari tujuan hidup orang lain yaitu kaum kapitalis itu sendiri. 
Ketika kebebasa sudah terenggut dan melupakan hakikat kehidupan terlupakan ide dan gagasan secara individu akan tersumbat. Tersumbatnya ide dan gagasan ini yang nantinya akan menghambat atau malah menjadikan akal yang ada didalam diri tidak optimal dalam penggunaannya. Karena masyarakat dikendalikan oleh akal orang lain. 
Seyogyanya masyarakat secara personal kembali merefleksikan kembali tujuan dari hidup kita masing-masing. Yang akan menjadi komitmen dan pandangan kritis dalam melahirkan sebuah ide dan gagasan yang baik. Baik disini diartikan sebagai ide dan gagasan yang mampu memanusiakan manusia.
READMORE
 

Ramadhan Datang Lagi


''Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Allhamdulillah!! Ramadhan masih bisa kutemui lagi. Bulan yang penuh berkah, bulan penuh pengampunan dan bulan yang selalu dinanti-nanti kaum muslim. Bulan yang sangat bagus dalam melakukan berburu kebaikan. Bulan yang mampu menandingi beribu-ribu bulan dalam beramal. Itulah baiknya bulan Ramadhan. Dan 2012 ini aku masih bias mencium aromanya.

Walaupun tahun ini tidak bisa menikmati hari pertama puasa di rumah, tepatnya di Lombok. Bersama keluarga dan menghabisi malam setelah habis Tarawih dengan teman-teman sekampung. Itu tidak akan mengurangi berkahnya bulan Ramadhan. Toh disini masih ada sahabat atau keluarga baru yang menemani. Dan kita akan selalu mengisi. Inilah yang dinamakan proses. Sebuah proses menuju tujuan yang kita amini.

Sebenarnya apa yang membuat kita selalu merindu pada bula Ramadhan ini? Apa karena makanan yang enak, sperti adanya ta’zhilnya atau suara petasan yang berkumandan setiap malamnya? Tapi itu hanyalah salah satu faktor saja menurutku. Karena ada yang lebih dari itu dan selain pahala yang berlimpah-limpah. Yaitu kebersamaanya, karena dalam berbuka kita hanya sendiri, maka akan hambar rasanya.

Coba bayangkan dalam keluarga saja pada hari biasa, aku tidak selalu makan secara bersama. Kami melakukan undang-undang hidup (makan) biasanya sendiri-sendiri. Tergantung kapan lapar datang, atau karena ada kesibukan di luar rumah sehingga tidak makan di rumah. Tetapi bulan Ramadhan menciptakan hal yang berbeda, dengan merekatkan suatu kelompok dengan kebutuhan yang datang secara bersamaan. Seperti berbuka dan sahur.

Ada perhatian yang lebih dari seorang Ibu. Dengan memberikan sajian yang sangat luar biasa pada saat Ramadhan. Seperti dengan adanya minuman ber-es untuk menyegarkan tenggorokan yang kering. Kemudian selalu ada opor, entah itu ayam, telur, tahu, tempe dan sebagainya yang sekiranya mampu membuat lidah bergoyang akan kenikmatannya. Selain itu ada korma yang biasanya tidak pernah ada di rumah, dan hanya ad di bulan Ramadhan.

Aku merindukan panggilan sahur dari mushola yang ada di dekat rumah. Yang liriknya seperti ini: 

Yok kita bangun sahur
         Nanti keburu imsak
        Daripada terlambat
       Yok kita bangun sahur

Begitulah panggilan sahur yang ada di lingkungan rumahku. Sewakutu masih SMP panggilan sahur ini sudah ad. Dan aku pernah melantunkannya saat bulan Ramadhan. Waktu itu aku selalu begadang saat Ramadhan untuk dapat melakukan panggilan sahur. Dan sebelum sahur diisi dengan bermain bola di bawah lampu jalan, disebuah perempatan dekat masjid.

Tapi itu sekedar kenikmatan mengisi waktu luang dalam bulan Ramadhan. Yang paling penting dalam bulan Ramadhan adalah bagaimana kita belajar menahan nafsu yang dapat merugikan orang lain. Menahan nafsu dari makan dan minum. Dan bagaimana caranya kita dapat melakukan banyak kebaikan di bulan yang suci ini.

Ramadhan kali ini harus lebih baik dari tahun yang lalu. Ini juga merupakan latihan untuk memimpin diri sendiri, agar tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Semoga sukses dah pokoknya. 

Hidup Ramadhan!! Hidup Ramadhan!! Hidup Ramadhan!!

READMORE
 

Pondok Pesantren Bukanlah Penjara

Add caption
Judul Novel: Negeri 5 Menara
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Agustus 2010
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 424 hal

          Sebuah novel yang mengisahkan tentang persahabatan lahir kembali di tanah air. Selain itu novel ini juga mengisahkan keteguhan seorang anak menggapai mimpinya untuk dapat menjamah Negara lain.

Dalam setengah perjalanan membaca novel negeri 5 menara, saya mulai merasa novel ini mirip dengan novel Harry Potter karya J.K Rowling. Mengapa demikian? Karena novel karya A.Fuadi ini bercerita tentang kehidupan di pondok madani (PM) sebagai tempat mempelajari ilmu agama dan cara hidup. Kalau novel Harry Potter mengisahkan tentang seorang anak (baca:Harry Potter) yang mempelajari ilmu sihir di Hogwart. Itulah kesan pertama yang saya dapatkan. Masalah kesamaan ini tidak akan saya bahas.

Dalam novel ini kita akan banyak melihat bagaimana keunikan sebuah pondok dalam membangun kekreatifan santri dan bagaimana seorang santri mampu mengembangkan minat dan bakatnya.

Spirit belajar sang tokoh yaitu Alif, dipengaruhi oleh para sahabatnya dan para guru/ustad yang selalu memberi motivasi. Sehimgga ia sangat semangat menjalani kehidupannya di PM, seperti mengikuti aturan, kegiatan yang lumayan padat, serta menghadapi ujian yang menguras tenaga dan otak.

Novel ini juga seolah-olah membiaskan kita akan keterbelakangan sebuah pondok pesantren. Karena kebanyakan orang awam yang minim pengetahuannya akan pondok pesantren, monomer duakan pondok pesantren dalam menuntut ilmu. Dengan anggapan bahwa di pondok kita tidak dapat hidup bebas karena banyaknya aturan.

Aturan-aturan yang ketat dan kegiatan di PM yang padat, disajikan dengan menarik. Penulis berusaha menyadarkan pembaca bahwa ketatnya aturan dan padatnya kegiatan dapat diatasi dengan tekad yang kuat. Karena hal tersebut bagian dari sebuah proses. Apa lagi dia selalu menggenggam sebuah mantra kesayanganya yaitu Man Jadda Wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasil.

Cara belajar bahasapun memang dipaksakan di PM ini. Tetapi itu merupakan kurikulum belajar dari PM sendiri. Dengan keseharian menggunakan bahasa inggris atau arab. Tanpa boleh menggunakan bahasa Indonesia satu katapun. Jika ketauan menggunakan bahasa Indonesia akan mendapatkan hukuman dari para pemegang hokum PM. Dan inilah yang akan menjadi sebuah efek jera yang akan mendorong seseoran agar mampu menguasai bahasa asing agar tidak kena hukum lagi.

Melatih kemampuan berbahasa asing memang sangat dibutuhkan. Karena didunia ini kita hidup sendiri. Untuk itu PM melatih kemampuan berbahasa asing kepada santrinya. Khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris yang merupakan bahasa global.

Seorang santri akan sangat sering berinteraksi dengan teman sekamarnya. Disinilah persahabatan mulai dibangun untuk menghilangkan rasa sepi. Alif mendapatkan sahabat yang senantiasa mendampinginya hingga kelulusan dari PM. Tanpa sahabat Alif mungkin tidak akan mampu mengatasi kesehariannya di pondok. 

Penulis menciptakan ruang persahabatan yang harmonis. Dimana latar belakang, karakter, dan minat mereka berbeda-beda. Tetapi mereka mampu saling mengisi, dan mereka belajar memahami antara yang satu dan yang lainnya.

Begitulah kehidupan pondok pesantren yang dihadirkan oleh penulis untuk pembaca. Bahwa segala yang ada di pondok pesantren tidak seperti sepengetahuan orang awam. Jangan meremehkan pondok pesantren seperti yang dilakukan Alif pada bab-bab awal buku ini. Jika kita mau berusaha menjalaninya pasti akan diberikan jalan oleh Allah S.W.T.

Keteguhan menamatkan pendidikannya dirinnya di PM berbuah manis. Walaupun proses kesuksesannya tidak hadirkan secara rinci. Tetapi yang kita ketahui bahwa si Alif berhasil menjadi seorang wartawan di Amerika.


READMORE
 

Gambaran Tengah Malam

Gambar ini dibuat atas dasar kegalauan, galau bagaimana menghadirkanmu di hadapanku. 
READMORE
 

OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kampus) 2010

Video ini merupakan kumpulan foto sahabat/i Korp ARIMAJA (Angkatan Revolusioner Islam Mahasiswa Jogja). Dimana foto-foto ini diambil pada saat pelaksanaan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kampus)2010.
READMORE
 

Film Dokumenter PMII Humaniora Park (FISHUM UIN SUnan Kalijaga Yogyakarta).wmv

Film ini dibuat pada Januari 2012, oleh warga PMII Rayon Humaniora Park (FISHUM UIN SUnan Kalijaga Yogyakarta). Film ini mengisahkan tentang sejarah berdirinya PMII Fishum, juga ada kesaksian dari para sahabat-sahabati warga Rayon Humaniora Park, uin Yogyakarta. Film ini juga mengetengahkan kegiatan-kegiatan yang ada Di PMII FIshum, UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA. (dokumentasi PMII Rayon Fak. Ilmu Sosial dan Humaniora, Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
READMORE
 

Siluet Waktu


Getar dan getir suara dari segala penjuru
Membelah aliran angin yang rapi
Tubuhmu yang terombang ambing menggeliat kehilangan tulang

Gerak yang tidak bisa terbaca waktu
Menghempaskan penampakan yang sudah terencana
Membubarkan barisan-bariisan yang menusuk bumi pertiwi

Senja pagi ini seharusnya mengundang gemuruh
Tapi sayang senja hanya diam membisu
Mengabaikan pesan malam yang seharusnya menjadi janji kita

Tulang belulangmu tidak akan sempat aku bawa pulang
Tinggal menunggu dirayapi orang-orang kelaparan
Jejakmu yang tampak jelas lambat laun akan hilang
Aroma keringatmu disengat tajamnya mentari

Jika esok waktuku berpulang untuk menghatamkan jasad
Sempatkan menuai cerita-cerita malam
Sempatkan menebar benih-benih ilalang
READMORE