Sebuah Cengkrama Pagi Hari


Suasana pagi itu masih terasa dinginnya. Embun-embun masih terlihat menempel pada dedaunan dan rerumputan. Aku sudah lumayan lama menunggu kopi pesananku yang belum juga dating. Di bangkuku yang panajang aku tetap duduk manis sambil memperhatikan pengunjung lainnya yang sedang sibuk sendiri. Dan tidak lepas pula mata ini pada karyawan yang sedang merapikan bangku-bangku tamu. Seekor kucing yang biasa dipanggil kon, masih tertidur dengan pulasnya. Nanti kalu sudah ada ikan juga akan bangun dengan sendirinya. 


Beberapa saat kemudian kopiku datang. Dengan cangkirnya yang tertutup menyembunyikan aroma yang khas. Kubuka tutup cangkir itu dan aku sruput kopi untuk yang pertama kali. Lidahku di gilasnya dan pangkal lidahku dsemprotnya. Sungguh nikmat kopi ini dipagi hari. Siapa yang sangka gabungan dari gula, kopi dan air mampu memberikan semangat menikmati pagi hari. Dan akupun merasa tidak rugi memarkirkan bokongku di warung kopi ini. 

Setumpuk Koran yang ada di meja sebelah memancarkan sinarnya, untuk mendapat perhatianku. Lalu kuambil dan mulai melihat apa yang sedang terjadi di negriku saat ini. Koran ini selalu menjawab dan menyoal segala pertanyaan 5W1H yang merupakan dasar-dasar dalam bertanya untuk menciptakan suatu berita. Seandainya saja tidak ada Koran, bagaimana aku bisa mengetahui keaadaan di luar sana. Mungkin akan menciptakan manusia yang bodoh dan egois, karena tidak tahu menahu tengtang perkembangan yang terjadi saat ini. 

Kopi ini kuseruput kembali. Kukeluarkan sebatang rokok dari dalam tas, dan kubakar. Menikmati kopi tanpa rokok memank kurang sedap. Seperti dalam lagunya inul bagai sayur tanpa garam. Asap-asap rokok mulai berterbangan mengitariku. Indah sungguh indah, seperti anak dewa yang sedang bermain di pelataran langit berlantai awan. 

Tasku tiba-tiba meloncat-loncat tak karuan. Lalu kuambil dan kubuka. Ternyata sebuah novelyang ingin diperhatikan. Ia cemburu pada apa yang telah kuperhatikan lebih dahulu. Kubaca novel itu, novel yang inging slese aku baca minggu ini. Novel ini sungguh menarik, seorang pribumi yang cerdas. Ia menerima pelajaran-pelajaran eropa, karena pada waktu itu pemerintahan masih di kuasai orang asing. Apa lagi novel ini adalah karya seorang penulis besar yang pernah mendapat nobel sastra. Jadi aku merasa rugi jika membaca karya-karyanya. Dan juga ia sebangsa dan setanah air denganku, perhati harus juga aku tujukan padanya.

Setelah lumayan lama membaca buku, beberapa teman seperjuangan datang. Kami bersalaman dan saling menyapa. Menanyakan kabar masing-masing dan mebicarakan masalah kuliah. Diskusi diantara kamipun terjadi. Diskusi mengenai kejadian-kejadian seputar tanah air tercinta. Mulai dari tindakan birokrat yang melenceng dan kebijakan-kebijakan yang sedang hangatnya untuk dikritisi. Perbincangan di warung  kopi memang selalu menyenangkan, apa lagi candaan-candaan yang di lontarkan para sahabat. Hingga akhirnya kita tertawa bersama.

 Dari langit-langit warung kopi, terlihat setumpuk kartu. Kuambil kartu itu, dan menwarkan kepada teman-teman apakah ingin bermain. Biasanya kalau sudah mulai jenuh dengan perbincangan, main kartu menjadi pelampiasan. Permainan kartu memang selalu mengasikan. Permainan yang mengasah otak, kecepatan,kecerdasan, kelihaian dalam mengambil suatu keputusan dan lagi-lagi logika yang harus bermain. Permaina kartu ini harus menhasilkan siapa yang menang dan kalah, jika tidak demikian maka tidak seru lagi permainan ini. Yang menjadi pemenangan akan mendapatkan sebuah kebangaan dan yang kalah harus menerima hukuman yang berlaku atau disepakati oleh para pemain. Menindas dan menjadi pemegang kendali memank sangat menyenangkan.

Tubuh ini sudah benar-benar merasa bosan di warung kopi. Dan akupun ingin pulang untuk beristirahat. Menceritakan apa yang aku lakukan di hari ini pada sebuah buku. Mengabadikan apa yang aku lakukan hari ini agar aku tidak pernah lupa. Jika aku lupa semoga orang yang ada di sampingku mau mengingatkanku tentang hari ini.

Penulis : resar ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Sebuah Cengkrama Pagi Hari ini dipublish oleh resar pada hari Senin, 13 Februari 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Sebuah Cengkrama Pagi Hari
 

0 komentar:

Posting Komentar