Video ini merupakan kumpulan foto sahabat/i Korp ARIMAJA (Angkatan Revolusioner Islam Mahasiswa Jogja). Dimana foto-foto ini diambil pada saat pelaksanaan OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kampus)2010.
Film Dokumenter PMII Humaniora Park (FISHUM UIN SUnan Kalijaga Yogyakarta).wmv
Film ini dibuat pada Januari 2012, oleh warga PMII Rayon Humaniora Park (FISHUM UIN SUnan Kalijaga Yogyakarta). Film ini mengisahkan tentang sejarah berdirinya PMII Fishum, juga ada kesaksian dari para sahabat-sahabati warga Rayon Humaniora Park, uin Yogyakarta. Film ini juga mengetengahkan kegiatan-kegiatan yang ada Di PMII FIshum, UIN Sunan Kalijaga YOGYAKARTA.
(dokumentasi PMII Rayon Fak. Ilmu Sosial dan Humaniora, Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Siluet Waktu
Getar dan getir suara dari segala penjuru
Membelah aliran angin yang rapi
Tubuhmu yang terombang ambing menggeliat kehilangan tulang
Membelah aliran angin yang rapi
Tubuhmu yang terombang ambing menggeliat kehilangan tulang
Gerak yang tidak bisa terbaca waktu
Menghempaskan penampakan yang sudah terencana
Membubarkan barisan-bariisan yang menusuk bumi pertiwi
Menghempaskan penampakan yang sudah terencana
Membubarkan barisan-bariisan yang menusuk bumi pertiwi
Senja pagi ini seharusnya mengundang gemuruh
Tapi sayang senja hanya diam membisu
Mengabaikan pesan malam yang seharusnya menjadi janji kita
Tapi sayang senja hanya diam membisu
Mengabaikan pesan malam yang seharusnya menjadi janji kita
Tulang belulangmu tidak akan sempat aku bawa pulang
Tinggal menunggu dirayapi orang-orang kelaparan
Jejakmu yang tampak jelas lambat laun akan hilang
Aroma keringatmu disengat tajamnya mentari
Tinggal menunggu dirayapi orang-orang kelaparan
Jejakmu yang tampak jelas lambat laun akan hilang
Aroma keringatmu disengat tajamnya mentari
Jika esok waktuku berpulang untuk menghatamkan jasad
Sempatkan menuai cerita-cerita malam
Sempatkan menebar benih-benih ilalang
Sempatkan menuai cerita-cerita malam
Sempatkan menebar benih-benih ilalang
Latar Belakang Kelahiran Metode Penelitian Studi Kasus (kelompok Pengkolan)
Metode penelitian studi kasus merupakan metode yang di kembangkan oleh sosiolog asal Prancis yaitu Emile Durkheim. Perkembangan fenomena-fenomena di dalam masyarakat mengakibatkan lahirnya studi kasus. Dimana fenomena sosial ini adalah suatu fakta yang terjadi di masyarakat. Menurut Emile Durkheim fakta sosial terdiri dari struktur sosial, norma budaya, dan nilai yang berada di luar dan memaksa aktor Studi kasus adalah penelitian yang menempatkan sesuatu obyek yang dapat disebut sebagai kasus.
Metode studi kasus ini sendiri masih dalam perdebatan, karena ada dua
pandangan atau dua kelompok yang berbeda dalam memahami studi
kasus. Kelompok pertama berpendapat bahwa penelitian studi kasus merupakan
penelitian yang dilakukan terhadap obyek atau sesuatu yang harus diteliti
secara menyeluruh, utuh dan mendalam. Kasus yang yang diteliti harus dipandang
sebagai kasus yang berbeda. Sedangkan, kelompok yang kedua berpendapat bahwa
penelitian studi kasus adalah sebuah metode penelitian yang dibutuhkan untuk
meneliti atau mengungkap secara utuh dan menyeluruh terhadap kasus meskipun
tampaknya hampir sama dengan kelompok yang yang pertama. Kelompok ini berangkat
dari kasus yang menarik untuk diteliti. Dengan kata lain metode studi kasus ini
hanya melihat dari perspektif kita sebagai peneliti mengungkap sebuah
peristiwa.
Penelitian studi kasus sangat tepat digunakan pada penelitian yang
bertujuan menjawab pertanyaan ‘bagaimana’ dan ‘mengapa’ (Yin, 2003a, 2009)
terhadap sesuatu yang diteliti.Penelitian studi kasus tidak tepat digunakan
pada penelitian eksploratori, yaitu penelitian yang berupaya menjawab
pertanyaan ‘siapa’, ‘apa’, ‘dimana’, dan ‘seberapa banyak’, sebagaimana yang
dilakukan pada metoda penelitian eksperimental (Yin, 2003a; 2009).
Menurut Yin (2003a; 2009), kasus di dalam penelitian studi kasus bersifat
kontemporer, masih terkait dengan masa kini, baik yang sedang terjadi, maupun
telah selesai tetapi masih memiliki dampak yang masih terasa pada saat
dilakukannya penelitian.
Dari sifatnya yang kontemporer ini kita bisa mengetahui bahwa metode studi
kasus mampu melakukan pembacaan terhadap fakta-fakta yang terjadi di dalam
masyarakat.
Anggota kelompok:
Pendi Setyo Budi
Darul Fauzi
Puspo Reni Rahayu
Resar Arias Putra
Kusnadi Pramana
Mempertahankan Sosok Soe Hok Gie
Soe Hok Gie adalah sosok demonstran pada masa pasca kemerdekaan, sekaligus saksi
pemindahan kekusaan Soekarno ke Soeharto. Gie merukan pemuda yang kritis,
idealis, dan nasionalis. Walaupun dia merupakan keturunan Tionghoa, namun
nasionalis dalam dirinya tidak pernah luntur. Hal itu karena rasa cintanya
kepada Indonesia sebagai tempat kelahirannya.
Masa-masa kecilnya dipenuhi dengan kegiatan yang sifatnya edukatif seperti membaca. Ia sangat senang membaca sejarah dan cerita-cerita pewayangan. Kemandirian belajarnya tidak lepas dari persaingan dengan saudaranya untuk merebut perhatian orang tua mereka. Sehingga semangat belajarnya terkesan karena sakit hati.
Masa-masa kecilnya dipenuhi dengan kegiatan yang sifatnya edukatif seperti membaca. Ia sangat senang membaca sejarah dan cerita-cerita pewayangan. Kemandirian belajarnya tidak lepas dari persaingan dengan saudaranya untuk merebut perhatian orang tua mereka. Sehingga semangat belajarnya terkesan karena sakit hati.
Gie
tinggal di tempat yang kumuh, dimana tempat itu merupakan tempat tinggal tukang
becak, pedagang atau rakyat kecil. Hal ini merupakan bagian yang mempengaruhi
cara pandang Gie melihat realita, atau memahami adanya perbedaan kelas yang
sangat jauh dalam suatu negara.
Dalam
masa-masanya, Gie sering menemukan banyak kejanggalan yang terjadi di
Indonesia. Seperti kehidupan yang hedon dari para birokrat di tengah-tengah
kesenjangan sosial, pembunuhan terhadap orang-orang PKI (Partai Komunis
Indonesia). Dan hal ini mampu ia kritisi dengan bahasa yang berani dan tajam.
Tanpa ada ketakutan dalam menyuarakan apa yang dia lihat.
Kita
telah ditinggalkan oleh masa-masa peralihan dari penjajahan ke kemerdekaan,
kita juga telah meninggalkan masa orde baru, dimana masa ini kebebasan
berpendapat dibatasi dan kuasa negara hanya milik pemerintah. Dan kini kita hidup di negara yang menggunakan sistem
demokrasi, sistem yang membebaskan kita untuk berpendapat, dan kuasa negara
adalah milik rakyat.
Tetapi
sistem ini belum mampu difungsikan dan dimanfaatkan oleh negara maupun rakyat
secara nyata. Dimana negara belum mampu mengembalikan apa yang menjadi hak
rakyat seutuhnya, dan rakyat, khususnya para pemuda belum bisa menciptakan
sebuah karya yang mampu mengubah kebobrokannya negara.
Hal
ini menjadi kegelisahan kita bersama. Jika Gie mampu menyuarakan aspirasi
rakyat dengan berani pada masa yang suram. Seharusnya kita tidak hanya
menyuarakan tetapi mampu menciptakan hal-hal baru dan bermanfaat untuk
kehidupan bersama.
Melihat
keaadaan Indonesia saat ini, memang terlihat adem ayem. Tidak terlihat adanya
permasalahan apapun. Tidak jarang pemuda yang berada di jalanan untuk
memnyuarakan aspirasi rakyat dianggap sebagai pembuat onar dan kurang kerjaan.
Sedangkan pemuda yang berada di tempat-tempat dugem, mal, dan pemuda yang
menghabiskan waktunya di tempat nongkrong dianggap sebagai hal yang wajar
karena masih menikmati masa mudanya.
Tempat-tempat
yang menawarkan hasrat atau kesenangan pribadi memang lebih banyak saat ini
dari pada tempat-tempat yang mengembangkan cara pikir dan cara pandang seseorang.
Dimana mall lebih banyak dari pada perpustakaan, taman-taman dipenuhi orang
pacaran ketimbang orang diskusi keilmuan dan komunitas alay (yang keberadaanya
untuk mempertahankan golongan atau kesenangannya) lebih banyak dari pada
komunitas yang mementingkan kepentingan orang banyak (kepentingan di luar
gologannya).
Hal
ini yang membedakan keaadaan masa Gie dengan masa kita sekarang ini.
Seolah-olah kita sedang berada pada penjara yang membatasi kekreatifitasan, dan
membatasi kepedulian kita pada orang lain.
Soekarno
pernah berkata, berikan aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia. Ini
merupakan harapan atau kepercayaan Soekarno pada pemuda Indonesia.
Sebagai
pemuda yang produktif, sudah saatnya kita mencoba untuk merubah cara pandang
kita untuk menjalani hidup. Mencoba menghadirkan sosok Gie pada diri kita,
sehingga kita mampu memnjadi pemuda yang kritis, nasionalis, dan idealis.
Semata-mata bergerak dan bertindak untuk kepentingan untuk orang banyak. Siapa
lagi yang akan meneruskan perjuangan para pendahulu kita kalau bukan kita
sendiri. Semua yang kita terima saat ini tidak muncul dengan sendirinya.
Gie
sebagai salah satu pemuda yang memiliki rasa nasionalis tinggi, harus kita apresiasi, dan patut kita
tanamkan dalam diri. Orang yang keturunan tionghoa saja memiliki kecintaan
kepada Indonesia, apa lagi kita yang merupakan keturunan asli pribumi.
Pandawa 5
1. Yudistira
Yudistira merupakan saudara para Pandawa yang paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, tidak memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral yang sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh yang sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta(putera Dharma), Ajathasatru (yang tidak memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukankerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunungHimalaya bersama dengan saudara-saudaranya yang lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga.
2. Bima
Bima merupakan putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa Sanskerta memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati yang baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalampertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewayangan Jawa, dua putranya yang lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.
3. Arjuna
Arjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sanskerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang diselenggarakanYudistira); Kirti (yang bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti– karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan danYudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.
4. Nakula
Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswinjuga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
5. Sadewa
Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istriPandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsyayang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa
Si Kecil Uma*
Uma,
usiamu kini semakin bertambah. Beliamu kini adalah anugrah. Kepolosanmu
mewarnai keluarga yang kian menua. Kehadiranmu di tengah-tengah keluarga yang
besar ini, bukan sebagai pelengkap saja. Dan juga bukan untuk menciptakan
bencana. Kau sebagai penopang, semakin menua keluarga ini maka akan mudah
lumpuh.
Kenakalan-kenakalanmu
sering kaling bikin orang jengkel. Tapi tidak mengapa usiamu yang masih dini
mengharuskanmu untuk berani mencoba, jikapun itu salah. Agar kamu dapat
menemukan jati dirimu. Semakin banyak melakukan kesalahan, semakin banyak pula
pelajaran yang kau dapat. Jangan pernah berhenti bergerak Uma.
Coba
lihat tembok-tembok putih yang kau coreti itu. Begitu banyak garis melengkung,
lurus, dan ada juga garis-garis yang berbentuk. Dan garis-garis yang berbentuk
itu ada yang kau sebut hewan, pesawat, pohon dan banyak lainnya. Tapi mata
orang-orang tidak mampu menganggap itu seperti yang kau kira. Apakah karena kau
yang tidak bisa menggambar, ataukah orang-orang ini yang terlalu objektif dalam
melihat sesuatu?
Jika
nanti ada rezeki, aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Mengajakmu melihat birunya
lautan, lembutnya pasir pantai, hijaunya hutan, tingginya gunung. Pokoknya kamu
melihat hal-hal yang baru diluar sana. Sehingga kamu mempunyai cerita untuk
teman-temanmu. Dan kamu mengekspresikan pengalamanmu melalui coretan dinding.
Malam
telah tiba, sperti biasa kau masih saja susah tidur. Masih saja senang
berlari-lari mengelilingi rumah. Tapi itu wajar untuk anak seusiamu yang masih
belum mengenal batasan kemampuan, sehingga menggunakan semua tengamu untuk
bermain-main sepuas hatimu. Teruslah bermain, karena itulah kamu.
Jika
kau sudah tertidur, tidak jarang kau terbangun ditengah malam. Membuat
orang-orang bangun. Salah satu kenakalan yang akan selalu dikenang nantinya
jika kau dewasa.
Fajar
yang terang membuka matamu yang lemah dan lembut. Terbuka dengan perlahan,
melihat sekitarmu dan kemudian tersenyum. Melihat masih ada orang-orang
disekitarmu yang menunggu kenakalanmu dihari ini. Karena kenakalan-kenakalan
yang kau perbuat adalah kehidupan untuk orang-orang yang ada disekitarmu.
Jika
kelak kau dewasa, tetaplah berbakti pada orang tuamu, dan orang-orang yang ada
disekitarmu. Tetaplah menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, menyatulah
dengan alam, dan temukan orang-orang baru diluar sana. Semua itu akan
menjadikan dirimu menjadi orang yang bijak dan akan memberikan kehidupan untuk
dirimu sendiri.
Jangan
menjadi orang yang rakus, tetap berbagi. Jika ada orang yang berusaha
memanfaatkan kebaikanmu kelak, jangan hanya diam saja, lakukan perlawanan. Jika
hak-hakmu direbut, rebut kembali dengan perlawananmu. Kamu itu harus menjadi
orang yang baik Uma, bergerak atas dasar nurani. Jangan pernah mengubah
nuranimu menjadi tirani. Ingat itu Uma!!!
Gerimis Tengah Malam
Suaratianglistrik yang dipukul dengan batu
oleh petugas kamling, dan suaranya cukup melengking di telinga.Hal itu dilakukan
setiap malam. Entah apa tujuannya, mungkin untuk member tanda bahwa tengah malam
telah datang, mungkin membangunkan warga untuk solat tahajud, atau mungkin saja
untuk menakuti pencuri yang akan melakukan aksinya.
Seusai memukul tiang listrik, biasanya petugas
kamling mengambil jimpitan yang ada di
depan rumah warga. Jimpitan merupakan
tradisi yang dilakukan untuk mengumpulkan uang. Dan kesepakatanisijimpitan di daerah kontrakanku sebesar
Rp300,00 per rumahnya. Hasil jimpitan dilaporkan
pada rapat warga yang biasa dilakukan satubulan sekali.
Mataku masih terpaku pada laptop, jemariku masih asik menari diatas
keyboard. Menyelesaikan tugas kuliah
yang sering aku tunda untuk diselesaikan.
Jadi mau tidak mau harus lembur semalaman. Kalau saja tidak ditunda, tubuh ini seharusnya
sudah terebahkan di atas kasur pada sebuah kamar yang pengap dan berantakan.
Tiba-tiba terdengar suara tetesan air dari
atas atap yang terbuat dari seng. Ternyata gerimis sedang berkunjung. Padahal kemarin
mendung tidak pernah menyapa. Dan malam ini menjadi awal dari kedatangan gerimis.
Jangan dihiraukan sajalah. Keadaan alam memang
susah ditebak, kadang panas, kadang dingin, kadang cerah, kadang gelap, membuat
tubuh ini susah untuk menyesuaikan diri. Jadinya gampang sakit. Tidak jauh beda
dengan iklim politik saat ini, yang dengan seenaknya menggonta ganti kebijakan sesuka
hatinya. Dia yang membuat, dia yang mengatakan salah. Tidak konsisten.
Mataku semakin melayu saja rasanya. Ingin
rasanya cepat tidur. Teman-teman satu kontrakan sudah menikmati mimpinya masing-masing.
Hanyaaku yang masih menemani malam. Tapi aku yakin di luar sana masih banyak
orang yang menikmati malam. Pemuda pemudi yang hedon dan cinta pada dunia gemerlap
mungkin masih setia pada malamnya. Dan juga, di kota besar seperti Jogja ini ada
orang-orang yang sedang tertidur bersama malam di emperan toko yang beralaskan keramik.
Miris sekali keadaan negri ini. Ketika banyak
gedung-gedung mewah bertebaran, tetapi masih ada orang yang belum bias menikmati
tidur di dalam ruangan. Siapa yang mau disalahkan dalam hal ini? Apakah aku harus
mempersalahkan mereka karena malas bekerja dan bodoh sehingga tidak mampu mendapatkan
kehidupan yang layak.Atau aku harus mempersalahkan orang-orang yang memegang
system, sehingga banyak orang yang tidak mampu bersekolah dan pada akhirnya mengakibatkan
mereka bodoh. Jika aku persalahkan kalian semua, lalu siapa yang benar?
Sekitar pukul 04.15 pagi, terdengar suara
grusak grusuk dari depan kontrakan. Aku piker itu seekor kucing yang sedang mencari
makan. Setelah aku intip dari jendela, ternyata seorang ibu-ibu sedang memulung.
Lalu terbayang dalam otak ini, seandainya ibuku yang berada di posisisi si pemulng.
Apa yang menjadi alasannya? Sudah pasti untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Karena orang miskin yang hidup di kota besar tidak mampu hanya mengandalkan pendapatan
dari kepala keluarga saja. Yahh…. Begitulah nasib menjadi orang yang tidak
mampu di kota besar, harus kerja extra jika ingin bias hidup.
Seorang temanku sudah bangun. Biasanya ia
akan melaksanakan solat subuh.
“Kamu belum tidur dari semalam?”
sapanya.
“Aku ingin menemani malam, aku akan tidur
jika fajar sudah datang.” Jawabku.
Sekali Saja
Ada anggapan bahwa
seorang aktivis tidak boleh galau karena cinta. Karena seorang aktivis adalahseseorang menentang ketidak adlian dan penindasan terhadap orang lain. Ketika seorang
aktivis galau karena cinta maka ia telah mengedepankan egonya, bukan mengedepankan
kepentingan orang lain. Dan akuakui hal itu memang benar.
Tapi untuk kali ini
saja aku ingin galau, karena orang itu pantas untuk digalaukan. Dia terlalu spesial,
terlalu baik, dan kesederhanaannya yang membuatku suka. (maaf jika terlalu
lebay dalam mendefinisikannya). Ketika aku merasa sudah tidak punya kesempatan
untuk memilikinya aku ingin menggalau dan menyanyikan sekali saja lagu ini
untuk menemani kegalauanku:
tak tahu harus melangkah
sejak pertama mata jatuh menatap
hatiku tak pernah dusta
bila cintaku ini salah
hatiku tetap untukmu
namun kenyataannya parah
dirimu tak pernah untukku
mencoba lupakan keinginan hati
namun tak ingin ku menyerah
tapi mengapa bila ku mendekat
rasanya semakin jauh
bila cintaku ini salah
hatiku tetap untukmu
namun kenyataannya parah
dirimu tak pernah untukku
ternyata ku hanya bisa ooo
menggapaimu di mimpiku
namun kenyataannya parah
dirimu (dirimu) tak pernah untukku
(bila cintaku ini salah
hatiku tetap untukmu
namun kenyataannya parah
dirimu) dirimu (tak pernah untukku)
bila cintaku ini salah
hatiku tetap untukmu
namun kenyataannya parah
dirimu tak pernah untukku
dirimu tak pernah untukku
Ini lagunya>>>>>>
Tersesat Belum Tentu Salah
Begitulah
sebuah kalimat yang sempat aku dengar dan masih menempel di otakku. Sebuah kalimat
yang seolah-olah membenarkan langkahku. Sebuah kalimat yang mendorongku untuk
tetap maju. Mungkin kalimat ini yang membuatku bertahan di tempat ini. Dan mungkin
saja aku mendapatkan banyak hal dari kalimat itu.
Sepengatahuanku
tersesat merupakan suatu kesalahan, karena melenceng dari tujuan awal yang
diharapkan. Sehingga mau tidak mau harus kembali ke awal untuk menemukan jalan
yang benar. Tetapi makna dari kata tersesasat dari kalimat ini berbeda. Kata tersesat
ini mencoba atau membenarkan kesalahan yang ada, karena ketersesatan yang kita
dapatkan adalah ketersesatan pada sebuah kebenaran yang bermanfaat bagi
orang-orang yang tersesat tersebut.
Dulu
aku akui memang sering mengalami ketersesatan sehingga harus kembali ke awal. Hal
ini memang membuatku merasa capek dan tidak jarang enggan untuk mencoba lagi. Tetapi
ketersesatan tidaklah harus kembali keawal, tetapi mencoba mencari jalan baru
dari ketersesatan itu.
Semangat
orang badui sepertinya harus di tanam dsini. Dimana mereka selalu semangat untuk
menemukan tempat baru yang bisa mereka singgahi. Masuk dari kota ke kota, dari
desa ke desa dan melintasi gurun yang luas menjadi tantangan yang berat. Mereka
tidak pernah memikirkan akan tersesat, karena perjalanan yang mereka lakukan dianggap
benar. Berjalan terus dengan tujuan yang mereka junjung, sampai menemukan
tempat yang layak untuk disinggahi.
Jalan
baru yang diharapkan pasti akan dating, jika semangat tetap dijaga. Dan menghargai
apa yang ada di sekitar kita. Berjalan dengan langkah yang tepat dan tidak ragu
dalam mencoba hal-hal yang baru.
Langganan:
Komentar (Atom)











