Si Kecil Uma*


Uma, usiamu kini semakin bertambah. Beliamu kini adalah anugrah. Kepolosanmu mewarnai keluarga yang kian menua. Kehadiranmu di tengah-tengah keluarga yang besar ini, bukan sebagai pelengkap saja. Dan juga bukan untuk menciptakan bencana. Kau sebagai penopang, semakin menua keluarga ini maka akan mudah lumpuh.

Kenakalan-kenakalanmu sering kaling bikin orang jengkel. Tapi tidak mengapa usiamu yang masih dini mengharuskanmu untuk berani mencoba, jikapun itu salah. Agar kamu dapat menemukan jati dirimu. Semakin banyak melakukan kesalahan, semakin banyak pula pelajaran yang kau dapat. Jangan pernah berhenti bergerak Uma. 

Coba lihat tembok-tembok putih yang kau coreti itu. Begitu banyak garis melengkung, lurus, dan ada juga garis-garis yang berbentuk. Dan garis-garis yang berbentuk itu ada yang kau sebut hewan, pesawat, pohon dan banyak lainnya. Tapi mata orang-orang tidak mampu menganggap itu seperti yang kau kira. Apakah karena kau yang tidak bisa menggambar, ataukah orang-orang ini yang terlalu objektif dalam melihat sesuatu? 

Jika nanti ada rezeki, aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Mengajakmu melihat birunya lautan, lembutnya pasir pantai, hijaunya hutan, tingginya gunung. Pokoknya kamu melihat hal-hal yang baru diluar sana. Sehingga kamu mempunyai cerita untuk teman-temanmu. Dan kamu mengekspresikan pengalamanmu melalui coretan dinding.

Malam telah tiba, sperti biasa kau masih saja susah tidur. Masih saja senang berlari-lari mengelilingi rumah. Tapi itu wajar untuk anak seusiamu yang masih belum mengenal batasan kemampuan, sehingga menggunakan semua tengamu untuk bermain-main sepuas hatimu. Teruslah bermain, karena itulah kamu.
Jika kau sudah tertidur, tidak jarang kau terbangun ditengah malam. Membuat orang-orang bangun. Salah satu kenakalan yang akan selalu dikenang nantinya jika kau dewasa. 

Fajar yang terang membuka matamu yang lemah dan lembut. Terbuka dengan perlahan, melihat sekitarmu dan kemudian tersenyum. Melihat masih ada orang-orang disekitarmu yang menunggu kenakalanmu dihari ini. Karena kenakalan-kenakalan yang kau perbuat adalah kehidupan untuk orang-orang yang ada disekitarmu.

Jika kelak kau dewasa, tetaplah berbakti pada orang tuamu, dan orang-orang yang ada disekitarmu. Tetaplah menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan, menyatulah dengan alam, dan temukan orang-orang baru diluar sana. Semua itu akan menjadikan dirimu menjadi orang yang bijak dan akan memberikan kehidupan untuk dirimu sendiri.

Jangan menjadi orang yang rakus, tetap berbagi. Jika ada orang yang berusaha memanfaatkan kebaikanmu kelak, jangan hanya diam saja, lakukan perlawanan. Jika hak-hakmu direbut, rebut kembali dengan perlawananmu. Kamu itu harus menjadi orang yang baik Uma, bergerak atas dasar nurani. Jangan pernah mengubah nuranimu menjadi tirani. Ingat itu Uma!!!

*: Terinspirasi dari rayon hUMAniora Park.

Penulis : resar ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Si Kecil Uma* ini dipublish oleh resar pada hari Rabu, 20 Juni 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Si Kecil Uma*
 

0 komentar:

Posting Komentar